Rabu, 25 September 2013

Bekam Dipandang Dari Sisi Medis




oleh : dr. Ambar Waluyo


Pandangan Ilmiah Terhadap Bekam

Bekam adalah salah satu diantara Ilmu Kedokteran warisan Nabi SAW sebagai metode pengobatan. Metode ini berdasarkan wahyu Alloh SWT melalui Nabi Muhammad SAW kepada kaum muslimin. Di Indonesia bekam dikenal dengan berbagai istilah seperti ; canduk, canthuk, kop dan lainnya. Di dunia barat bekam disebut sebagai Cupping Method.

Bekam diartikan sebagai peristiwa penghisapan darah dengan alat menyerupai tabung, serta mengeluarkannya dari permukaan kulit dengan penyayatan yang kemudian ditampung di dalam gelas.

Sepintas metode bekam ini tampak tidak member manfaat apa-apa, bahkan terkesan kuno, irasional, dan mengada-ada. Dibandingkan dengan pengobatan medis modern yang memakai obat-obatan sintetik serta pembedahan yang memerlukan biaya mahal, bekam lebih praktis, tanpa efek samping (apabila dilakukan dengan prosedur yang benar), murah dan bisa mengatasi banyak penyakit yang tidak bisa ditangani oleh kedokteran modern.

Untuk memahami pengobatan dengan metode bekam ini, maka secara sederhana dapat dipelajari dengan pendekatan ilmu kedokteran tradisional maupun ilmu kedokteran modern, sehingga metode ini dapat lebih mudah dipahami, diterima dan dibuktikan.

Menurut ilmu kedoteran tradisional, bahwa dibawah kulit, otot maupun fascia terdapat suatu poin atau titik yang mempunyai sifat istimewa. Antara poin satu dan lainya saling berhubungan membujur dan melintang membentuk jaring-jaring yang dapat disamakan dengan meridian. Melalui jaring-jaring ini maka seluruh bagian tubuh; atas bawah, dalam luar, kanan kiri, organ satu dan lainya mempunyai hubungan yang erat membentuk kesatuan yang tidak terpisahkan dan bereaksi serentak. Kelainan pada satu poin akan mempengaruhi poin lainnya, dan sebaliknya pengobatan pada satu poin akan menyembuhkan poin lainnya. Teori ini dapat menjelaskan bahwa orang yang sakit mata tidak perlu dibekam pada matanya, tetapi dibekan pada daerah kepala atau tengkuk.

Para ahli kedokteran modern tertarik terhadap fenomena pengobatan bekam ini, lalu mereka melakukan penelitian untuk membuktikan kebenaranya. Setelah dilakukan penelitian ternyata poin istimewa pada titik bekam merupakan “motor points” pada perlekatan neuromuscular yang mengandung banyak mitokondria, kaya pembuluh darah, mengandung mioglobulin yang tinggi, sebagian besar selnya menggunakan metabolisme oksidatif, dan lebih banyak mengandung cell mast, kelenjar limfe, kapiler, venula, bundle dan pleksus saraf serta ujung saraf akhir, disbanding dengan daerah yang bukan poin istimewa.

Mereka membuktikan bahwa apabila dilakukan pembekaman pada satu poin, maka di kulit, jaringan bawah kulit, fascia dan otot nya akan terjadi kerusakan dari mast cell dan lainnya. Akibat kerusakan ini akan dilepas beberapa zat seperti serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yg dibekam. Ini menyebabkan perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi otot yang kaku  serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskanya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan membentuk berbagai hormone seperti ACTH, corticotrophin, dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel. Sedangkan histamine mempunyai manfaat dalam proses perbaikan sel dan kerusakan jaringan, serta memacu pembentukan reticulo endothelial cell yang meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh.

Penelitian lain menunjukan bahwa pembekaman di kulit akan menstimulasi secara kuat saraf permukaan kulit yang akan merangsang pembentukan endorphin. Sedang rangsang lainnya akan merangsan saraf aferen simpatik yang berefek menekan rasa nyeri.

Pada system endokrin terjadi pengaruh pada system sentral melalui hypothalamus dan pituitary sehingga menghasilkan ACTH, TSH, FSH-LH, ADM. Sedangkan melalui system perifer langsung berefek pada organ untuk menghasilkan hormon-hormon seperti insulin, thyroxin, adrenalin, corticotrophin, estrogen, progesteron, testosteron. Hormon-hormon inilah yang bekerja di tempat jauh dari yang dibekam.

Teori lain bekam adalah membuang toksin dan sel-sel darah yang rusak akibat pengaruh/intervensi radikal bebas. Sel darah yang diintervensi radikal bebas biasanya akan lebih panjang umurnya namun tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga dia akan mengganggu faal tubuh.Karena sel yang diintervensi radikal bebas tidak bisa mati dan tertimbun pada lapisan kulit kita, maka agar fungsinya dapat digantikan oleh sel-sel muda yang potensial, sel-sel tersebut kita keluarkan secara paksa dengan cara di bekam, dan keadaan ini akan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel-sel darah baru yang vital.

Komentar Ahli

DR. Ali Muhammad Muthowi (Dekan pertama Fakultas Kedokteran Al-Azhar Mesir) seorang ahli radiologi dan tumor, beliau berkata “Bekam merupakan pengobatan yang popular dan banyak digunakan di Mesir hingga akhir-akhir ini. Ia memiliki landasan ilmiah yang cukup dikenal, yaitu bahwa organ-organ dalam tubuh berhubungan dengan bagian-bagian tertentu pada kulit manusia di titik masuk syaraf di syaraf tulang belakang  yang mensuplai makanan untuk organ-organ tersebut. Denagn mengenal peta pembagian syaraf pada kulit pada organ-organ internal, maka bias diketahui bagian-bagian kulit yang bias dibekam untuk memperoleh pengaruh medis yang diharapkan”.

Dr. Ahmad ‘Abdus Sami’ (Kepala divisi Hepatologi Rumah Sakit Angkatan Udara Mesir) mengatakan “Unsur besi terdapat di dalam tubuh manusia dalam kondisi yang berbeda-beda. Ada yang merupakan unsure-unsur panas yang bisa menyebabkan erhambatnya aktivitas sel-sel sehingga mengurangi imunitasnya terhadap virus. Karena itu, ditemukan kasus bahwa para pasien yang di dalam darah mereka ditemukan kadar besi yang tinggi, reaksi mereka terhadap pengobatan lebih lambat disbanding orang lain. Berbagai riset membuktukan bahwa pembuangan sebagian darah dari pasien tersebut secara berulang akan membantu pemulihan kadar penolakan terhadap pengobatan, sedangkan bekam merupakan salah satu metode untuk mengeluarkan dan membersihkan darah darah, metode ini dekenal sejak jaman Nabi SAW. Akan tetapi, pengobatan ini harus dilakukan dengan cara-cara medis yang aman, dimana ia harus memenuhi syarat bersih dan streril.  Para pasien Hepatitis C yang pernah saya rawat dan memiliki kadar besi dan enzim tinggi setelah menjalani bekam berulang dengan metode yang benar, rekasi mereka terhadap pengobatan Interveron dan Riboviron meningkat, padahal sebelumnya nyaris tidak bereaksi”.

Bukti Ilmiah

Laporan penelitian tentang pengobatan dengan metode bekam tahun 2001 di bawah konsultan dr. Muhammad Nabil Syarif. Penelitian dilakukan terhadap 300 kasus, maka hasil-hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Dalam kasus-kasus tekanan darah tinggi, tekanan darah turun hingga batas normal.
Dalam kasus-kasus tekanan darah rendah, tekanan darah naik hingga batas normal.
Garis irama jantung dalam EKG menunjukan perbaikan besar dan kembali dalam kondisi normal dalam irama yang teratur.
Penurunan kecepatan aliran darah dalam batas normal.
Jumlah sel darah merah menjadi normal.
Kadar hemoglobin turun sampai pada batas normal pada kasus polycythemia.
Kadar hemoglobin naik hingga batas normal pada kasus anemia.
Jumlah sel darah putih naik dalam batas normal.
Jumlah sel darah putih pada penyakit-penyakit paru meningkat 71,4% pada beberapa kasus. Ini menunjukan kesembuhan yang cepat pada pengidap rheumatism dan infeksi-infeksi kronis, setelah pembekaman.
10.  Jumlah polimorfonuklear meningkat dalam batas normal dalam 100% kasus penyakit-penyakit paru.

11. Jumlah polimorfonuklear meningkat dalam batas normal pada 83,3% kasus penyakit asma.

12. Kadar gula darah turun pada para pengidap diabetes dalam 92,5% kasus.

13. Jumlah asam urat dalam darah turun pada 66,66% kasus.

14. Enzim liver SGPT turun pada 80% kasus, dimana SGPT menunjukan aktivitas liver.

15. Enzim SGOT turun pada 80% kasus.

16. Kadar kolerterol darah turun pada 83,6% kasus.

17. Kadar trigliserid turun pada 75% kasus.

18. Ion-ion K, Na, Ca kembali dalam batas normal pada 90% kasus.

Dr. ‘Ishom Muqodam (seorang dokter bedah) memaparkan hasil penelitianya pada Kongres Internasinal tentang Pengobatan Alternatif yang diadakan di salah satu rumah sakit militer di wilayah utara Kerajaan Arab Saudi. Beliau melakukan riset mengobati 70 pasien yang menderita beberapa kelainan dan penyakit yang bermacam-macam dengan menggunakan metode pengobatan bekam. Hasilnya dari 70 pasien tersebut, 39 pasien (56%) mengalami penyembuhan yang nyata, 30 pasien (43%) mengalami perbaikan tingkat sedang, sedang yang tidak bereaksi terhadap bekam hanya 1 pasien (1%).


Demikian sedikit paparan tentang pandangan medis terhadap pengobatan bekam, semoga bermanfaat. Wallahua’lam bish shawab.

0 komentar: