oleh : dr. Ambar Waluyo
Pandangan Ilmiah Terhadap Bekam
Bekam adalah salah satu diantara Ilmu Kedokteran warisan
Nabi SAW sebagai metode pengobatan. Metode ini berdasarkan wahyu Alloh SWT
melalui Nabi Muhammad SAW kepada kaum muslimin. Di Indonesia bekam dikenal
dengan berbagai istilah seperti ; canduk, canthuk, kop dan lainnya. Di dunia
barat bekam disebut sebagai Cupping Method.
Bekam diartikan sebagai peristiwa penghisapan darah dengan
alat menyerupai tabung, serta mengeluarkannya dari permukaan kulit dengan
penyayatan yang kemudian ditampung di dalam gelas.
Sepintas metode bekam ini tampak tidak member manfaat
apa-apa, bahkan terkesan kuno, irasional, dan mengada-ada. Dibandingkan dengan
pengobatan medis modern yang memakai obat-obatan sintetik serta pembedahan yang
memerlukan biaya mahal, bekam lebih praktis, tanpa efek samping (apabila
dilakukan dengan prosedur yang benar), murah dan bisa mengatasi banyak penyakit
yang tidak bisa ditangani oleh kedokteran modern.
Untuk memahami pengobatan dengan metode bekam ini, maka
secara sederhana dapat dipelajari dengan pendekatan ilmu kedokteran tradisional
maupun ilmu kedokteran modern, sehingga metode ini dapat lebih mudah dipahami,
diterima dan dibuktikan.
Menurut ilmu kedoteran tradisional, bahwa dibawah kulit,
otot maupun fascia terdapat suatu poin atau titik yang mempunyai sifat
istimewa. Antara poin satu dan lainya saling berhubungan membujur dan melintang
membentuk jaring-jaring yang dapat disamakan dengan meridian. Melalui
jaring-jaring ini maka seluruh bagian tubuh; atas bawah, dalam luar, kanan
kiri, organ satu dan lainya mempunyai hubungan yang erat membentuk kesatuan
yang tidak terpisahkan dan bereaksi serentak. Kelainan pada satu poin akan
mempengaruhi poin lainnya, dan sebaliknya pengobatan pada satu poin akan
menyembuhkan poin lainnya. Teori ini dapat menjelaskan bahwa orang yang sakit
mata tidak perlu dibekam pada matanya, tetapi dibekan pada daerah kepala atau
tengkuk.
Mereka membuktikan bahwa apabila dilakukan pembekaman pada
satu poin, maka di kulit, jaringan bawah kulit, fascia dan otot nya akan
terjadi kerusakan dari mast cell dan lainnya. Akibat kerusakan ini akan dilepas
beberapa zat seperti serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance
(SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan
terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yg
dibekam. Ini menyebabkan perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya
timbul efek relaksasi otot yang kaku
serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara
stabil. Yang terpenting adalah dilepaskanya corticotrophin releasing factor
(CRF), serta releasing factors lainya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan
membentuk berbagai hormone seperti ACTH, corticotrophin, dan corticosteroid.
Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan
permeabilitas sel. Sedangkan histamine mempunyai manfaat dalam proses perbaikan
sel dan kerusakan jaringan, serta memacu pembentukan reticulo endothelial cell
yang meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh.
Penelitian lain menunjukan bahwa pembekaman di kulit akan
menstimulasi secara kuat saraf permukaan kulit yang akan merangsang pembentukan
endorphin. Sedang rangsang lainnya akan merangsan saraf aferen simpatik yang
berefek menekan rasa nyeri.
Pada system endokrin terjadi pengaruh pada system sentral
melalui hypothalamus dan pituitary sehingga menghasilkan ACTH, TSH, FSH-LH,
ADM. Sedangkan melalui system perifer langsung berefek pada organ untuk
menghasilkan hormon-hormon seperti insulin, thyroxin, adrenalin,
corticotrophin, estrogen, progesteron, testosteron. Hormon-hormon inilah yang
bekerja di tempat jauh dari yang dibekam.
Teori lain bekam adalah membuang toksin dan sel-sel darah
yang rusak akibat pengaruh/intervensi radikal bebas. Sel darah yang
diintervensi radikal bebas biasanya akan lebih panjang umurnya namun tidak
mampu menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga dia akan mengganggu faal
tubuh.Karena sel yang diintervensi radikal bebas tidak bisa mati dan tertimbun
pada lapisan kulit kita, maka agar fungsinya dapat digantikan oleh sel-sel muda
yang potensial, sel-sel tersebut kita keluarkan secara paksa dengan cara di
bekam, dan keadaan ini akan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel-sel
darah baru yang vital.
Komentar Ahli
DR. Ali Muhammad Muthowi (Dekan pertama Fakultas Kedokteran
Al-Azhar Mesir) seorang ahli radiologi dan tumor, beliau berkata “Bekam
merupakan pengobatan yang popular dan banyak digunakan di Mesir hingga
akhir-akhir ini. Ia memiliki landasan ilmiah yang cukup dikenal, yaitu bahwa
organ-organ dalam tubuh berhubungan dengan bagian-bagian tertentu pada kulit
manusia di titik masuk syaraf di syaraf tulang belakang yang mensuplai makanan untuk organ-organ
tersebut. Denagn mengenal peta pembagian syaraf pada kulit pada organ-organ
internal, maka bias diketahui bagian-bagian kulit yang bias dibekam untuk
memperoleh pengaruh medis yang diharapkan”.
Dr. Ahmad ‘Abdus Sami’ (Kepala divisi Hepatologi Rumah Sakit
Angkatan Udara Mesir) mengatakan “Unsur besi terdapat di dalam tubuh manusia
dalam kondisi yang berbeda-beda. Ada
yang merupakan unsure-unsur panas yang bisa menyebabkan erhambatnya aktivitas
sel-sel sehingga mengurangi imunitasnya terhadap virus. Karena itu, ditemukan
kasus bahwa para pasien yang di dalam darah mereka ditemukan kadar besi yang
tinggi, reaksi mereka terhadap pengobatan lebih lambat disbanding orang lain.
Berbagai riset membuktukan bahwa pembuangan sebagian darah dari pasien tersebut
secara berulang akan membantu pemulihan kadar penolakan terhadap pengobatan,
sedangkan bekam merupakan salah satu metode untuk mengeluarkan dan membersihkan
darah darah, metode ini dekenal sejak jaman Nabi SAW. Akan tetapi, pengobatan
ini harus dilakukan dengan cara-cara medis yang aman, dimana ia harus memenuhi
syarat bersih dan streril. Para
pasien Hepatitis C yang pernah saya rawat dan memiliki kadar besi dan enzim
tinggi setelah menjalani bekam berulang dengan metode yang benar, rekasi mereka
terhadap pengobatan Interveron dan Riboviron meningkat, padahal sebelumnya
nyaris tidak bereaksi”.
Bukti Ilmiah
Laporan penelitian tentang pengobatan dengan metode bekam
tahun 2001 di bawah konsultan dr. Muhammad Nabil Syarif. Penelitian dilakukan
terhadap 300 kasus, maka hasil-hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut
:
Dalam kasus-kasus tekanan darah tinggi, tekanan darah turun
hingga batas normal.
Dalam kasus-kasus tekanan darah rendah, tekanan darah naik
hingga batas normal.
Garis irama jantung dalam EKG menunjukan perbaikan besar dan
kembali dalam kondisi normal dalam irama yang teratur.
Penurunan kecepatan aliran darah dalam batas normal.
Jumlah sel darah merah menjadi normal.
Kadar hemoglobin turun sampai pada batas normal pada kasus
polycythemia.
Kadar hemoglobin naik hingga batas normal pada kasus anemia.
Jumlah sel darah putih naik dalam batas normal.
Jumlah sel darah putih pada penyakit-penyakit paru meningkat
71,4% pada beberapa kasus. Ini menunjukan kesembuhan yang cepat pada pengidap
rheumatism dan infeksi-infeksi kronis, setelah pembekaman.
10. Jumlah
polimorfonuklear meningkat dalam batas normal dalam 100% kasus
penyakit-penyakit paru.
11. Jumlah polimorfonuklear meningkat dalam batas normal
pada 83,3% kasus penyakit asma.
12. Kadar gula darah turun pada para pengidap diabetes dalam
92,5% kasus.
13. Jumlah asam urat dalam darah turun pada 66,66% kasus.
14. Enzim liver SGPT turun pada 80% kasus, dimana SGPT
menunjukan aktivitas liver.
15. Enzim SGOT turun pada 80% kasus.
16. Kadar kolerterol darah turun pada 83,6% kasus.
17. Kadar trigliserid turun pada 75% kasus.
18. Ion-ion K, Na, Ca kembali dalam batas normal pada 90%
kasus.
Dr. ‘Ishom Muqodam (seorang dokter bedah) memaparkan hasil
penelitianya pada Kongres Internasinal tentang Pengobatan Alternatif yang
diadakan di salah satu rumah sakit militer di wilayah utara Kerajaan Arab
Saudi. Beliau melakukan riset mengobati 70 pasien yang menderita beberapa
kelainan dan penyakit yang bermacam-macam dengan menggunakan metode pengobatan
bekam. Hasilnya dari 70 pasien tersebut, 39 pasien (56%) mengalami penyembuhan
yang nyata, 30 pasien (43%) mengalami perbaikan tingkat sedang, sedang yang
tidak bereaksi terhadap bekam hanya 1 pasien (1%).
Demikian sedikit paparan tentang pandangan medis terhadap
pengobatan bekam, semoga bermanfaat. Wallahua’lam bish shawab.
Bekam Dipandang Dari Sisi Medis